...A Story That Must Be Told...

Aaahh... Saya tidak merasa lebih baik hari ini. Sama saja seperti dari hari-hari kemarin. Tetapi seperti kebanyakan cerita-cerita dari orang... Saya punya dua macam cerita untuk dapat saya bagikan. Satu yang baik, dan satu lagi yang buruk. Yah, setidaknya untuk saya sendiri, sih. Saya harap anda berkenan untuk membacanya... dan merenungkannya dalam-dalam, sebab ini merupakan kisah nyata, lho! Sebuah (atau dua buah) kisah tentang semangat hidup dan yang satunya lagi tentang terorisme... Uuuhhh... Dua tema yang sangat bertolak belakang sekali, bukan? Sekali lagi ini kisah pribadi saya, dan lebih merupakan kepada pemikiran saya. Saya harap tidak ada yang tersinggung pada pemikiran saya kali ini... (Saya harap juga demikian pada post-post saya sebelumnya... :-)

Bisa kita mulai...? Saya akan mulai men-share-kan hal yang baik dulu saya, ya? Biar saya mulai dengan pengalaman yang bagus-bagus dulu. :-)

Seperti yang anda semua ketahui, saya adalah orang yang hopeless... Paling tidak istilah itu baru saya ketahui dari seorang adik kelas saya yang comment pada post sebelumnya. Yah, bisa dikatakan demikian sih. Saya adalah orang yang 'palsu', penipu, tidak pernah mampu untuk bersosialisasi, egois, dan seabrek hal-hal buruk yang sebelumnya tidak pernah saya share-kan. Itu semua cuma perasaan saya saja sih. Tapi hal itu cukup membuat saya 'down' beberapa tahun ini. Terhitung sejak teman dekat saya meninggalkan saya... Ups, sebaiknya tidak usah saya ceritakan saja, ya..? Itu masalah pribadi... :-)

Sebegitu 'shock'-nya saya sehingga berdampak pada kegiatan sosial saya. Saya merasa tidak dibutuhkan... Tidak dicintai... Aaahhh... Saya merasa cinta mereka kepada saya itu palsu... Paling tidak itu yang saya rasakan. Sehingga saya merasa saya ingin bunuh diri... Yah... memang bukan jalan yang terbaik sih... Apalagi saya orang yang beragama... Uuuuhhh... Rasanya berat sekali untuk mengetikkan setiap kalimat pada post saya kali ini...

Tapi baru saja saya menonton sebuah film yang berdasarkan kisah nyata. Mungkin anda semua pernah menyaksikannya, kalau tidak salah judulnya 'Sleepers'. Disitu dikisahkan tentang empat orang anak muda yang masuk panti rehabilitasi karena kenakalan mereka. Mereka baru saja membunuh orang... Walaupun tidak disengaja. Tapi, disitu dikatakan, law is law... Mereka terpaksa masuk penjara. Disitu mereka mendapat perlakuan tidak manusiawi dari sipir-sipir penjara disana. Mereka bertindak otoriter terhadap mereka... Mereka dipukuli... Makan siang di lantai seperti anjing... Aaahhh... Dan yang paling kotor dari semua itu: Mereka mendapat perlakuan seksual menyimpang dari sipir penjaranya... Uuuhh... Saya ngeri membayangkannya... Sampai pada quotes yang dikatakan oleh salah satu tokoh dalam film itu yang cukup mengena dalam diri saya: "Aku Ingin Mati..." .

Pada titik itu saya mulai berpikir... Saya yang hanya menjalani hidup seperti ini kok sudah bosan hidup... Bagaimana dengan mereka yang dalam film itu... Yang diperlakukan seenaknya seperti binatang. Mereka saja bisa bertahan hidup, mengapa saya tidak? Itu adalah poin dimana saya tersadar bahwa hidupku itu berharga... (Thanks to 'adek kelasku' yg telah memberi inspirasi bagiku... :-) Aaaahhh...

Selain itu, ada satu lagu yang cukup bisa memberi semangat kepada saya untuk menjalani hidup. Saya cukup tersentuh pada liriknya. Saya pikir semua orang juga sudah tahu, atau mungkin hapal? :-), lagu tersebut: Hold On dari Good Charlotte.

"Hold On... If you feel like letting go... Hold on... It gets better than you know... Don't stop looking, u're one step closer... Don't stop searching, it's not over..." Adalah salah satu lirik favorit saya selama bertahun-tahun. Saya merasa 'hidup' kembali berkat lirik tersebut. Thanks to them who made me alive and alive for more than years... :-)
Uaaahhh... Tapi mengapa masih terasa sakit...?



Uuummm... Ini adalah bagian yang kedua dimana apa yang saya tuliskan kali ini cukup berbau SARA. Saya mohon untuk tidak meneruskan membacanya jika anda tidak ingin sakit hati. Saya hanya bisa mengingatkan satu hal: resiko silahkan ditanggung sendiri, jangan menyalahkan si penulis. Okay? Here We Go:

Mmmm... Tampaknya isu kerusuhan di Malang ini sudah mulai 'membara'. Apa yang orang-orang Muslim tuliskan di SMS dan disebarkan kepada orang-orang Tionghoa sudah mulai mereka buktikan kebenarannya. Mereka berniat menghabisi dan membantai orang-orang Tionghoa. Saya paling benci mendengar hal ini. Apalagi hal tersebut diucapkan oleh orang-orang yang satu etnis dengan saya. Aaahhhh... Saya benci dengan mereka... Saya benci melihat mereka ke mesjid... Saya benci melihat mereka pakai jilbab hitam-hitam seperti ninja kesasar... Bukankah hal itu sudah merupakan pemaksaan kultur? Ini Indonesia, mbak! Bukan padang pasir Arab! Aaahhh... Maaf, kalau saya sedikit ngelantur...

Kembali lagi ke isu kerusuhan tersebut. Saya dan teman-teman tadi siang membahas tentang masalah tersebut. Tampaknya kemarin sudah merupakan lonceng awal pemenuhan dendam mereka. Ada beberapa teman yang mengalami sendiri hal yang cukup tidak mengenakkan.
Waktu mereka makan di sebuah pedagang kaki lima, mereka berniat untuk membayar. Tetapi si penjual menolaknya, dan mengatakan : "Sudah, tidak usah bayar, buat apa, besok kamu semua akan mati!". Uuuuhhh... Satu kisah singkat yang cukup membuat bulu kuduk saya berdiri.

Kisah yang sama juga terjadi di sebuah taksi dimana pengemudinya tidak mau dibayar dan mengatakan hal yang sama. Benar-benar biadab. Tidak berperikemanusiaan. Apa mereka itu masih bisa disebut manusia? Saya rasa tidak... Mereka itu adalah tai.
Maaf, saudara-saudara saya, bukan maksud saya untuk menyinggung anda kalau anda kebetulan membaca post saya. Tapi lihatlah apa yang sudah teman anda lakukan di kota Malang ini. Sudahkah anda sadar kalau yang mereka perbuat itu salah...? Uuuuhhh... Saya malas untuk membahasnya. Saya sudah muak dengan semua ini.
I'm outta here.